KANG ASMANA

follow us

TATA CARA SHOLAT ISTIKHOROH LENGKAP



SHOLAT ISTIKHOROH
Shalat Istikharah – Wajar apabila dalam hidup kadang kita merasa bimbang dan bingung akan suatu hal. Keadaan mengharuskan kita memilih, tapi menurut kita keduanya sama-sama harus dipilih dan sangat sukar untuk dipisahkan. Hal ini tidak terlepas dari harapan yang kita gantungkan pada keduanya.
Normal dan wajar jika setiap harinya kita selalu mendapat ujian dan pelajaran baru dari Allah. Dan lagi lagi, kita harus memilih. Tentu kita sering mendengar bahwa hidup adalah pilihan. Sehingga mau tidak mau, suka atau tidak suka kita harus tetap memilih.



Dalam Islam sendiri telah diberikan cara dan solusi guna menghilangkan kebimbangan dalam memilih satu hal yang baik antara dua hal yang baik. Ya, adalah shalat istikharah sebelum tidur yang dapat dilakukan saat diri bingung dan dilema ketika dihadapkan pada dua pilihan yang sulit.
Bagi kita yang sudah pernah melakukan shalat istikharah tentu sudah tahu bagaimana rasa lega dan nikmatnya kemudahan yang Allah berikan melalui shalat istikharah tersebut. Lalu, bagaimana Islam sendiri memandang mengenai shalat istikharah tersebut? Berikut ulasannya.
Shalat Istikharah Menurut Pandangan Islam
Shalat istikharah ini dilakukan ketika seorang hamba merasa bingung dan ragu-ragu dalam memilih atau memutuskan suatu hal. Shalat istikharah ini dikerjakan dengan harapan agar keraguan yang ada dapat hilang sehingga seseorang bisa memilih sesuatu dengan pikiran yang jernih dan penuh keyakinan.
Ketika bingung menentukan yang terbaik dari yang terbaik, maka cara terbaik yang harus dilakukan adalah dengan melaksanakan shalat istikharah ini. Shalat istikharah adalah shalat sunnah yang dapat dilakukan kapanpun (di luar waktu shalat wajib) dengan jumlah rakaat minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.
Walau tidak ada ketentuan waktu pengerjaannya, shalat istikharah ini sebaiknya dilaksanakan pada sepertiga malam, sama halnya dengan waktu shalat tahajud. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat berdoa dan memohon petunjuk kepada Allah dalam keadaan hening, yang demikian ini akan menjadikan ibadah lebih khusyu’.
Tata Cara Shalat Istikharah Jodoh Lengkap, Mustajab dan Langsung Mendapat Petunjuk


Dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajarkan kepada kami tentang shalat istikharah dalam setiap perkara atau urusan yang kami hadapai, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surat dari al-Quran.
Beliau, Rasulullah Saw berkata, “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. (HR. Al-Bukhari)
Melalui hadist tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa shalat istikharah ini merupakan ibadah sunnah yang mana ketika kita melaksanakannya akan diberi petunjuk dan jawaban atas apa yang tengah kita risaukan.
Lebih lengkapnya berikut akan kami berikan informasi tentang tata cara shalat istikharah untuk memohon petunjuk perihal karir, jodoh maupun permasalahan lainnya.
Cara Melaksanakan Shalat Istikharah

Shalat istikharah ini menjadi media perantara kita untuk mencurahkan segala kerisauan yang dirasakan kepada Allah. Dengan harapan Allah akan memberikan jawaban dan menghilangkan keraguan yang mengiringi.
Berikut beberapa contoh shalat Istikharah yang sering dilakukan:
  • shalat istikharah untuk jodoh
  • shalat istikharah untuk memilih jodoh
  • shalat istikharah untuk memilih sekolah
  • shalat istikharah untuk memilih jurusan kuliah
  • shalat istikharah untuk menentukan pilihan
  • shalat istikharah untuk orang lain
  • shalat istikharah untuk pekerjaan
  • shalat istikharah untuk meminta jodoh
  • shalat istikharah untuk perceraian
Di atas hanya beberapa contoh hal yang melatarbelakangi kebimbangan seseorang yang kemudian disarankan untuk melaksanakan shalat istikharah. Shalat istikharah dilaksanakan sama seperti shalat wajib maupun shalat sunnah lainnya. Dengan jumlah minimal 2 rakaat. Surat yang dapat dibaca usai membaca al-Fatihah adalah surat yang kita hafal.
Jika ada yang bertanya, adakah cara khusus dalam pelaksanaan shalat istikharah ini? Jawabannya tidak ada. Lakukan shalat sebagaimana kita melaksanakan shalat lainnya.
Berikut adalah bacaan niat shalat istikharah:
اُصَلِّى سُنَّةَ اْلاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatal istikhaarati rak’ataini lillaahi ta’aala
Artinya:
Saya berniat shalat sunnat Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala
Usai membaca niat shalat istikharah dengan penuh keyakinan, kita dapat melanjutkan shalat sebagaimana gerakan shalat lainnya. Setelah selesai melaksanakan shalat istikharah, kita bisa berdoa dan memohon kepada Allah agar Allah berikan jalan keluar atas kerisauan yang kita rasakan.

Adapun niat Shalat Istikharah adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ اْلإِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْن لِلَّهِ تَعَال
Artinya: “Aku (niat) shalat sunat istikharah 2 rakaat, karena Allah Ta`ala.”
Adapun surat yang dibaca boleh surat apa saja yang telah dikuasai. Akan tetapi sebaiknya dibaca surat berikut :
Pada rakaat pertama setelah AL-Fatihah dibaca surat AL-Kaafiruun, lalu dilanjutkan dengan membaca surat AL-Qashash ayat 68-69, sebanyak 7 kali,yaitu :
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Artinya: “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Ia kehendaki dan memilihnya.Sekali-kali tak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.”
  • Pada rakaat kedua setelah AL-Fatihah dibaca surat AL-Ikhlash, lalu dilanjutkan dengan membaca surat AL-Ahzaab ayat 36, sebanyak 7 kali,yaitu :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا
Artinya: “Dan tidaklah putut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apa bila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah benar-benar sesat.”

Setelah selesai Shalat maka dilanjutkan dengan membaca doa sholat istikharah, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -........ - خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ ............ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
 (.....Pada titik-titik isi dengan hajat anda)
Allahumma inniy astakhiiruka bi‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhlikal ‘azhim,fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa ‘Abdullah’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amru khairul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa‘aaqibati amriy” atau; ‘Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa‘aaqibati amriy” aw qaola; fiy ‘aajili amriy wa aajilihi fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliyl khaira haitsu kaana tsumma ardify bihi.”
Artinya: “Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung karena sesungguhnya Tuhan yang Berkuasa sedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui, bahwa persoalan ini baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik  akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu.”

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar